rss

About Me

Foto saya
Saya seorang yang selalu ingin belajar dan mengajar demi kepentingan publik dan masyarakat.

Senin, 25 Januari 2010

Tujuan Diknas membuat BSE

Selamat datang di Blog Nucleus Smart Publishing

Latar Belakang

Buku merupakan salah satu sarana penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu permasalahan perbukuan dalam era otonomi daerah dewasa ini adalah ketersediaan buku yang memenuhi standar nasional pendidikan dengan harga murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Untuk mengatasi hal tersebut, Departemen Pendidikan Nasional telah membeli hak cipta buku teks pelajaran dari penulis/penerbit. Selanjutnya buku-buku tersebut disajikan dalam bentuk buku elektronik(e-book) dengan nama Buku Sekolah Elektronik (BSE).

Visi dan Misi

Menyediakan buku sekolah yang memenuhi standar, bermutu, murah dan mudah diperoleh.

Tujuan

  1. Menyediakan sumber belajar alternatif bagi siswa.
  2. Merangsang siswa untuk berpikir kreatif dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi.
  3. Memberi peluang kebebasan untuk menggandakan, mencetak, memfotocopy, mengalihmediakan, dan/atau memperdagangkan BSE tanpa prosedur perijinan, dan bebas biaya royalti sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan Menteri.
  4. Memberi peluang bisnis bagi siapa saja untuk menggandakan dan memperdagangkan dengan proyeksi keuntungan 15% sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan Menteri.


Sasaran

BSE ditujukan untuk siswa, guru, dan seluruh masyarakat Indonesia.

Penggandaan BSE untuk Diperdagangkan.

BSE,baik dalam bentuk buku maupun rekaman cakram (CD/DVD) dapat digandakan dan diperdagangkan dengan ketentuan tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional dan memenuhi syarat serta ketentuan yang berlaku.

MENGGANDAKAN BSE PAKAI DANA BOS

JAKARTA-Program Buku Sekolah Elektronik (BSE) akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2 Agustus mendatang. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), saat ini tengah mengebut pembenahan situs www.depdiknas.go.id yang bisa di-download secara gratis itu. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Depdiknas, Suyanto mengatakan, saat ini proses pembangunan situs tersebut belum tuntas benar. Karena itu, proses download kadang terganggu. Peluncurannya kan baru akan dilaksanakan pada 2 Agustus mendatang bersamaan dengan Olimpiade Olahraga SMA Nasional (OOSN, Red), kata Suyanto saat dihubungi wartawan grup koran ini Minggu kemarin. Tapi setelah semua siap, saya yakin server kami akan bekerja normal dan tidak akan ngadat, janjinya. Banyak yang menyorot rencana peluncuran BSE yang terlambat karena tahun ajaran baru sudah lebih dulu dimulai. Namun, Suyanto menanggapinya dengan dingin. Menurutnya, semua itu dilakukan karena sejatinya persiapan merancang BSE memang tak mudah. Terutama problem yang terkait dengan pembelian hak cipta buku pelajaran sekolah sebelum ditempatkan di situs Depdiknas tersebut. Sampai kemarin, di situs resmi Depdiknas tersebut memang baru terdapat 20 buku Sekolah Dasar (SD), 14 buku SMP, enam buku SMA dan delapan buku SMK. Sampai saat ini kami masih berusaha menuntaskan proses pembelian hak cipta. Targetnya, sekitar 250 buku disajikan di situs tersebut. Targetnya, seminggu sebelum peresmian, semua akan dituntaskan,jabarnya. Suyanto menjelaskan, karena download buku itu bisa dilakukan secara gratis, maka kini pihaknya sedang menanti peraturan Mendiknas yang dirancang untuk mengatur harga jual buku tersebut jika digandakan, baik oleh percetakan maupun oleh pemerintah daerah. Yang pasti, kalau dijual tidak boleh melebihi ambang batas nilai maksimal yang dipatok dalam Permendiknas,jelasnya. Kalau Pemda mau, mereka bisa menggunakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk menggandakan buku gratis tersebut, jabarnya. Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Pusat Setya Darma Madjid mengatakan, penerapan kebijakan yang tertuang dalam Permendiknas No: 2 tahun 2008 itu berdampak fatal. Itu dirasakan ketika sekolah-sekolah mulai mengeluhkan krisis buku pelajaran. Saya masih belum tahu kenapa pemerintah menerapkan aturan ini. Padahal, faktanya sekarang dampak negatifnya justru dirasakan sekolah-sekolah, ungkapnya. Setya berharap, pemerintah dapat meninjau ulang keputusan menerapkan BSE tersebut, karena pada dasarnya akan mematikan bisnis para pengusaha percetakan yang tergabung dalam IKAPI. Paling tidak, kami berhadap ada kebijaksanaan win-win solution tentang hal ini, pungkasnya. (Sumber: www.rakyataceh.com)
BEBERAPA pembaca menghubungi via telepon, menyarankan untuk menyajikan suatu pengatar tentang buku elektronik. (Sajian ini menyela seri menelusuri cara anak belajar sain untuk merespon pembaca). Dalam bahasa Inggris buku elektronik mempunyai padanan kata electronic book, sering juga dituliskan sebagai ebook atau ecobook. Nama pasarnya adalah e-book. Buku elektronik merupakan suatu media digital yang mempunyai kemiripan dengan buku cetak konvesional. Buku elektronik dibaca dengan komputer atau alat khusus yang sengaja dibuat untuk itu yang disebut e-book reader (pembaca buku elektronik) atau e-book devices (piranti buku elektronik). Sebuah buku elektronik berupa teks elektronik. Media digital (sebagai lawan dari media analog) merupakan suatu media elektronik yang beroperasi berdasarkan kode-kode angka. Dewasa ini, kode angka yang paling banyak dipakai adalah bilangan binair, bilangan berbasis dua, yaitu bilangan yang memilki dua buah angka saja: dan  Angka ini sesuai dengan keadaan listrik: mati atau hidup, padam atau menyala. Sistem binair ini sesuai dengan cara kerja listrik yaitu, mengalir atau berhenti sehingga membuat lampu menjadi menyala atau padam. Setiap satu susunan urutan 0 dan 1 tertentu. 0 dan 1ini dibaca sebagai kumpulan informasi. Satu kombinasi tertentu mewakili satu informasi tertentu. Alat pembaca informasi digital ini sudah kita kenal lama yaitu komputer. Media digital, seperti audio digital dan video digital, dapat dibuat berdasarkan susunan berurutan antara 0 dan 1 untuk mewakili informasi yang akan disampaikan dengan menggunakan alat pemroses informasi. Informasi ini ditulis dalam bentuk teks elektronik. Gambar 2 menunjukkan padanan antara system binair dengan system bilangan yang biasa kita kenal. Teks elektronik (e-text, atau etext) merupakan suatu teks yang berbentuk serangkaian urutan angka yang mewakili suatu informasi yang dapat dibaca dengan piranti elektronik khusus. Teks elektronik dapat disusun baik berbentuk buku (disebut buku elektronik) maupun berbentuk koran (disebut koram elektronik). Piranti pembaca buku elektronik (e-book reader) merupakan suatu piranti yang digunakan untuk membuat buku elektronik dapat ditampilkan seperti layaknya buku cetakan sehingga dapat dibaca. Ini suatu piranti, alat, jadi bukan suatu program. Gambar 3 merupakan salah satu contoh dari piranti pembaca buku elektronik dengan nama pasar Sony yang mulai dipasarkan sejak 2006 yang lalu. Departemen Pendidikan Nasional juga telah memproduksi buku sekolah elektronik (BSE) yang dapat dikunjungi dan diunduh melalui www.depdiknas.go.id dan http://bse.depdiknas.go.id. BSE ini diproduksi untuk merespon keluhan masyarakat atas harga buku yang saat ini relative mahal. (Salah satu faktor harga buku menjadi mahal karena dicetak berwarna dan dengan kertas yang bagus). Mungkin sebaiknya dipikirkan untuk mencetak ala India, kertas buram dan tidak berwarna agar harga dapat ditekan. Lihat Gambar 4 sebagai salah satu contoh BSE terbitan Depdiknas. Karena dapat diunduh bebas dari internet maka tentu dapat diperbanyak dalam bentuk CD. Dengan begitu harga buku memang dapat ditekan. Namun, untuk membaca buku tersebut diperlukan alat bantu yaitu komputer. Miurah bukunya, mahal alat untuk membacanya. Kabarnya, Depdiknas juga akan meproduksi piranti pembacanya. Kita tentu harus beli piranti itu juga. Selain tambah ekstra piranti/komputer, membaca tampilan elektronik juga perlu diwaspadai. Mata kita akan menerima langsung cahaya dari layer kaca. Dalam jangka waktu yang lama kita akan mengalami RSI (Repitition Symtoom Injury) gejala rasa sakit karena melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Dari segi gaya seseorang menangkap informasi yang meliputi visual, auditorial dan kinestetik, tampilan buku ajar secara elektronik tidak dapat menandingi buku ajar cetak. Dengan buku elektronik, siswa tidak dapat melakukan kerja corat-coret langsung pada buku itu seperti yang dilakukan pada buku cetak. Maka, BSE kurang cocok dengan modalitas gaya belajar setiap siswa. Inilah beberapa kelemahan yang mugkin perlu dipertimbangkan lagi saat kita akan menggunakan BSE. Tentu dari BSE dapat dicetak menjadi buku biasa. Namun, itu berarti harus ada ekstra alat priter, ekstra tinta dsb. Jadi, juga akan lebih mahal lagi. Semoga!**
(Sumber: www.pontianakpost.com/berita)

Pengantar BSE



Buku Teks Pelajaran Murah
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
 
Sambutan
 
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya, Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia dengan penuh rasa gembira dan bangga menyuguhkan sejumlah buku teks pelajaran layak-pakai yang hak ciptanya telah dilmiliki Departemen Pendidikan Nasional.
Buku-buku teks pelajaran tersebut tersedia di situs Depdiknas yang diberi nama Situs Buku Sekolah Elektronik yang disingkat BSE atau e-Book. Jumlah seluruhnya saat ini ada empat ratus tujuh (407) judul buku dan Insya Allah setiap tahunnya akan bertambah.

Buku-buku teks pelajaran ini telah dinilai kelayakan pakainya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan sebagai Buku Teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 46 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 12 Tahun 2008, Permendiknas Nomor 34 Tahun 2008, dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2008.
Saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada para penulis yang telah berdedikasi dalam perwujudan buku teks pelajaran sebagai sumber belajar yang sangat berguna bagi kepentingan peserta didik dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya untuk masa depan bangsa yang gemilang.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dimiliki hak ciptanya oleh Depdiknas ini dapat digandakan, dicetak, difotokopi, dialihmediakan, dan/atau diperdagangkan oleh perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum dalam rangka menjamin akses dan harga buku yang terjangkau oleh masyarakat. Masyarakat dapat pula mengunduh (down load) langsung dari internet jika memiliki perangkat komputer yang tersambung dengan internet, serta menyimpan file buku teks pelajarann tersebut.
Untuk penggandaan yang bersifat komersial, harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Saya berharap melalui Program Masal Buku Murah ini, buku teks pelajaran lebih mudah diakses sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah di luar negeri dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar yang bermutu dan terjangkau.
Selamat belajar. Selamat mereguk ilmu, pengetahuan, dan teknologi melalui Buku Teks Pelajaran yang bermutu dan terjangkau.


Jakarta, 20 Agustus 2008
Menteri Pendidikan Nasional


BAMBANG SUDIBYO
Mengenai isu di tiadakannya Ujian Nasional menurut saya sangatlah tidak bagus, karena dengan itu kita bisa melihat layak atau tidaknya seseorang untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Saya berharap sih pemerintah tetap mengadakan Ujian Nasional karena itu untuk mengetahui kemampuan siswa dan bagaimana di mengikuti pelajaran di sekolah, apakah benar-benar atau hanya sebatas maen-maen saja.
Untuk mempermudah siswa agar fokus dan sukses pada mata pelajaran UN 2010, Depdiknas melalui Peraturan Menteri No. 75 Tahun 2009 telah menyusun Kisi-kisi soal UN. Kisi-kisi soal UN adalah acuan dalam penyusunan dan pengembangan soal ujian nasional (UN). Soal UN dibuat oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Badan Penelitian Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional dibawah koordinasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Soal UN akan dikaji/ditelaah oleh guru, dosen, dan Puspendik di bawah koordinasi BSNP.
Berikut ini adalah kisi-kisi UN 2010 yang telah di susun berdasarkan tingkatan sekolah dan mata pelajaran. Silahkan download file jenis pdf sesuai dengan tingkatan dan mata pelajaran yang akan diuji. Rata-rata ukuran file kisi-kisi ini adalah 25 kB. (Silahkan download dengan cara : klik kanan pada download, save as)

Kisi-Kisi UN 2010 Tingkat SMA/SMK/MA dan Sederajat

Kisi-Kisi UN 2010 SMA Program IPA
No Mata Pelajaran Jumlah Soal
1 Bahasa Indonesia 50 (download)
2 Bahasa Inggris 50 (download)
3 Matematika 40 (download)
4 Fisika 40 (download)
5 Kimia 40 (download)
6 Biologi 40 (download)

No Mata Pelajaran Jumlah Soal
1 Bahasa Indonesia 50 (download)
2 Bahasa Inggris 50 (download)
3 Matematika 40 (download)
4 Ekonomi 40 (download)
5 Sosiologi 40 (download)
6 Geografi 40 (download)



Kisi-Kisi UN 2010 SMA Program Bahasa
No Mata Pelajaran Jumlah Soal
1 Bahasa Indonesia 50 (download)
2 Bahasa Inggris 50 (download)
3 Matematika 40 (download)
4 Sastra Indonesia 40 (download)
5 Sejarah /Antropologi 40 (download)
6 Bahasa Asing Pilihan 40 (download)

No Mata Pelajaran Jumlah Soal
1 Bahasa Indonesia 50 (download)
2 Bahasa Inggris 50 (download)
3 Matematika 40 (download)
4 Teori Kejuruan

Kisi-Kisi UN 2010 MA
No Mata Pelajaran Jumlah Soal
1 Bahasa Indonesia 50 (download)
2 Bahasa Inggris 50 (download)
3 Matematika 40 (download)
4 Ilmu Tafsir 40 (download)
5 Ilmu Hadist 40 (download)
6 Ilmu Fiqih 40 (download)
No Mata Pelajaran Jumlah Soal
1 B. Indonesia, B.Inggris dan Matematika Lengkap (download)

Kisi-Kisi UN 2010 Tingkat SMP/MTs dan Sederajat

Kisi-Kisi UN 2010 SMP/MTs
No Mata Pelajaran Jumlah Soal
1 Bahasa Indonesia 50 (download)
2 Matematika 40 (download)
3 Bahasa Inggris 50 (download)
4 IPA 40 (download)

Kisi-Kisi UN 2010 SMP-LB
No Mata Pelajaran Jumlah Soal
1 B.Indonesia, Matematika, B.Inggris
Lengkap (download)

Kisi-Kisi UASBN 2010 Tingkat SD/MI dan Sederajat

Berikut adalah mata pelajaran, jumlah soal dan waktu yang disediakan untuk UASBN Utama Tingkat SD dan MI 2010.
Kisi-Kisi UN 2010 SD/MI
No
Mata Pelajaran
Jumlah Soal
1 B.Indonesia, Matematika, B.Inggris
Lengkap (download)