rss

About Me

Foto saya
Saya seorang yang selalu ingin belajar dan mengajar demi kepentingan publik dan masyarakat.

Selasa, 24 Agustus 2010

Membuat CD Interaktif

Tanggal 28-30 November yang lalu aku ikut lomba pembuatan CD Interaktif untuk pembelajaran mandiri tingkat Jawa Tengah. Penyelenggara kompetisi itu yakni LPMP JATENG. Lomba dilaksanakan dengan dua kategori. Kategori guru TK/SD/MI dan kategori guru SMP/SMA/SMK/MA untuk semua mata pelajaran. Aku membuat CD Interaktif untuk pembelajaran Aksara Jawa. Selama ini belajar aksara Jawa merupakan momok untuk ukuran pelajaran muatan lokal (mulok). Oleh karena itu perlu inovasi pembelajaran agar anak senantiasa belajar dengan menyenangkan. Konsep belajar dengan menyenangkan serta mandiri inilah yang diusung oleh LPMP dengan pembuatan CD Interaktif.
Begitu diumumkan, ternyata anemo guru-guru se-Jateng begitu antusias mengikuti kegiatan tersebut. Ada yang memakai program Authorware, Powerpoint, Flash, Autoplay, dan software lain yang tak kalah handalnya. Di akhir perlombaan, juri mengulas apa yang seharusnya ada dalam pembuatan CD Interaktif. Berikut ulasannya:

Pada dasarnya CD interaktif itu memungkinkan siswa dapat belajar mandiri dan menyenangkan dengan media komputer. Oleh karena mandiri, maka sebuah CD INTERAKTIF harus memiliki unsur AUDIO, VISUAL, EVALUASI. Audio berkaitan dengan penjelasan tutor dalam CD itu dan musik latar yang mendukung. Visual berkaitan dengan tampilan yang eye-catching. serta Evaluasi sebagai bahan pengukur keberhasilan belajar siswa.

Untuk membantu siswa mempelajari seluruh isi CD perlu dibuat tombol NAVIGASI untuk menuju halaman per halaman. Kesalahan yang dimiliki oleh peserta lomba pada saat itu adalah inkonsistensi tombol navigasi. Seharusnya tombol navigasi ini memiliki tempat yang permanen / tidak berubah. Tampilan latar juga harus konsisten. Musik latar disesuaikan dengan umur pengguna dan materi. Untuk anak ukuran sekolah dasar sangat tidak pas jika musik latarnya lagui milik peterpan atau pop cinta-cintaan.

Alhamdulillah, setelah melalui beberapa seleksi dan masuk final, CD interaktif buatanku berhasil dinobatkan sebagai juara I untuk kategori guru TK/SD/MI se-Jawa Tengah. Selama untuk kepentingan pendidikan, silahkan CD INTERAKTIF SINAU AKSARA JAWA bisa di DOWNLOAD DI SINI

Sekilas Tentang Komposisi Kuwalitas Foto

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna, terang dan gelap. Cara anda menata komposisi dalam jendela bidik akan diinterprestasikan kemudian setelah foto anda tersebut dicetak. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact- sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto anda. Dengan demikian anda perlu menata sedemikian rupa agar tujuan anda tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatumengejutkan, beda, eksentrik. Dalam komposisi klasik selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian. Hal ini terjadi karena penataan posisi, subordinasi, kontras cahaya atau intensitas subjek dibandingkan sekitarnya atau pengaturan sedemikian rupa yang membentuk arah yang membawa perhatian pengamat pada satu titik.
Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik memiliki proporsi yang menyenangkan. Ada keseimbangan antara gelap dan terang, antara bentuk padat dan ruang terbuka atau warna-warna cerah dengan warna-warna redup. Pada kesempatan-kesempatan tertentu, bila dibutuhkan mungkin anda akan membutuhkan komposisi anda seluruhnya simetris. Seringkali gambar yang anda buat lebih dinamis dan secara visual lebih menarik bila anda menempatkan subjek ditengah. Anda harus menghindari sebuah garis pembagi biarpun itu vertikal.
Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis diperlukan juga kehadiran irama. Irama ini terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali sebuah objek yang berukuran kecil. Kehadiran irama dalam gambar mengesankan adanya suatu gerakan.
  • Garis
    Fotografer yang baik kerap menggunakan garis pada karya-karya mereka untuk membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis juga dapat menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.
  • Shape
    Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto menarik perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual. Shape adalah salah satunya. Kita umumnya menganggap shape sebagai outline yang tercipta karena sebuah shape terbentuk, pada intinya, subjek foto, gambar dianggap memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak. Untuk membuat shape menonjol, anda harus mampu memisahkan shape tersebut dari lingkungan sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai. Untuk membuat kontras kuat antara shape dan sekitarnya yang membentuk shape tersebut. Kontras ini dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang atau perbedaan warna.
    Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika masuk kedalam sebuah pemandangan yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat meng-crop salah satu shape untuk memperkuat kualitas gambar.
  • Form
    Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan objek, masih diperlukan form untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting untuk menciptakan kesan kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari bentukan cahaya dan tone yang kemudian membentuk garis-garis dari sebuah objek. Faktor penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah dan kualitas cahaya yang mengenai objek tersebut.
  • Tekstur
    Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah bentuk kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan memberikan realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi ke subyek anda.
    Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur yang dapat ditemukan bila kita mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa yang kita lihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai daun. Ada pula saat dimana kita harus mundur karena subyek yang kita tuju adalah pemandangan yang sangat luas. Tekstur juga muncul ketika cahaya menerpa sebuah permukaan dengan sudut rendah, membentuk bayangan yang sama dalam area tertentu.
    Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat mengkomunikasikan sedemikian rupa sehingga pengamat foto seolah dapat merasakan permukaan tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi dan nampak melebar hingga keluar batas gambar.
  • Patterns
    Pattern yang berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah elemen visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama. Keberadaan pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan harmoni dalam gambar. Tapi, terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah menemukan variasi yang mampu menangkap perhatian pemerhati.
    Pattern biasanya paling baik diungkapkan dengan merata. Walaupun pencahayaan dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar cenderung kurang kesan kedalamannya dan memungkinkan sesuatu yang berulangkali menjadi menonjol.
Dengan mempelajari prinsip-prinsip komposisi di atas, berikut ini adalah beberapa jenis yang dapat anda gunakan :
  • Rule of thirds
    Bayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan buah empat persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar. Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-sudut persegi panjang pusat akan mendapat daya tarik maksimum.
  • Format : Horizon atau Vertikal
    Proporsi empat persegi panjang pada viewinder memungkinkan kita untuk melakukan pemotretan dalam format landscape/horizontal atau vertikal/portrait. Perbedaan pengambilan format dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir. Lihatlah pada jendela bidik secara horizontal maupun vertikal dan tentukan keputusan kreatif untuk hasil terbaik.
  • Keep it simple
    Dalam beberapa keadaan, pilihan terbaik adalah keep it simple. Sangat sulit bagi orang yang melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik yang menarik perhatian. Umumnya makin ‘ramai’ sebuah gambar, makin kurang menarik gambar itu. Cobalah berkonsentrasi pada satu titik perhatian dan maksimalkan daya tariknya.
  • Picture scale
    Sebuah gambar yang nampak biasa namun menjadi menarik karena ada sebuah titik kecil yang menarik perhatian. Dengan pemotretan landscape atau monument, kembangkan daya tarik pemotretan dengan menambahkan obyek yang diketahui besarnya sebagai titik perhatian untuk memberikan kesan perbandingan skala.
  • Horizons
    Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat mengubah pemandangan gambar secara radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit akan memberikan kesan polos terbuka dan lebar tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian atas gambar, akan timbul kesan penuh.
  • Leading lines
    Garis yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar atau melintas gambar. Umumnya garis-garis ini berbentuk :
    Garis-garis yang terlihat secara fisik misalnya marka jalan atau tidak terlihat secara langsung misalnya bayangan, refleksi.
  • Be different
    Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain pendekatan dari depan dan memotret paralel ke tanah. Bergerak mendekat dari yang diduga seringkali menghasilkan efek yang menarik.
  • Colour
    Membuat bagian dari gambar menonjol dari background. Cara utama untuk memperoleh hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau nadanya berbeda secara radikal dengan background.
  • Framing
    Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuh frame dengan subyek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih panjang atau bergerak mendekati subyek.
  • Shooting position
    Ketika kita merasa jenuh dengan komposisi yang itu-itu saja, cobalah meurbah sudut pandang sepenuhnya. Misalnya posisi duduk ke posisi berdiri atau pengambilan bidikan dari atas atau bawah dari subyek.
  • Number of subject
    Pemotretan dengan banyak subyek yang relatif seragam, kurang menarik dari pandangan komposisi. Temukanlah salah satu subyek yang ‘berbeda’ diantara sekian banyak subyek tersebut. Berbeda diartikan berbeda gerakan, bentuk dan warna.

Membuat Disain Yang Baik

Dalam bukunya, Design Elements – A Graphic Style Manual, Timothy Samara menjelaskan tentang 20 aturan membuat desain yang baik. Walaupun aturan ini sebenarnya ditujukan spesifik untuk desain grafis, namun hanya perlu sedikit penyesuaian di sana sini untuk menerapkannya pada desain presentasi. Saya akan mengutip aturan- aturan ini, disertai dengan contoh penerapannya pada desain presentasi. Namun sebelumnya, Timothy Samara menjelaskan bahwa aturan bukanlah bersifat seperti batasan baku, melainkan hanya panduan yang boleh dilanggar dalam kondisi yang tepat.

1. Have a concept.

Aturan pertama ini adalah yang paling mengena. Saya akan kutip persis dari bukunya: “Bila tidak ada pesan, tidak ada cerita, tidak ada ide, tidak ada narasi, atau tidak ada pengalaman yang layak dimiliki, maka suatu karya tidak bisa disebut sebagai desain grafis. Tidak peduli seberapa indah desain itu terlihat, namun tanpa pesan yang jelas, maka desain itu hanyalah cangkang yang, walaupun cantik, tetap kosong di dalamnya.” Wow, tepat sekali. Jangan hanya memikirkan konsep dari isi presentasi, namun konsep dari cara menyampaikannya pun harus menjadi perhatian.

2. Communicate – don’t decorate.

Aturan ini sangat terkait dengan aturan pertama. Dalam desain, bentuk atau tema yang dipilih haruslah mengkomunikasikan pesan secara tepat. Bila kita hanya berniat menghias presentasi dan memilih desain secara acak, bisa jadi kita akan gagal menyampaikan pesan yang dimaksud. Yang lebih parah, audiens kita malah bisa beranggapan kita tidak tahu cara menyampaikan pesan yang bermanfaat buat mereka, atau malah kita tidak peduli pesan apa yang bermafaat bagi audiens.

3. Speak with one visual voice.

Harmoni adalah unsur vital dalam sebuah desain. Ciptakan suasana di mana setiap unsur desain saling “berbicara” satu sama lain dengan bahasa visual yang sama. Bila ada elemen dari presentasi kita yang sepertinya “nggak nyambung” dengan yang lain, maka elemen ini akan terpisah dari harmoni keseluruhan, dan melemahkan kekuatan penyampaian pesan. Seringkali dalam membuat sebuah presentasi kita tidak hanya khilaf memisahkan satu elemen, namun justru kita sama sekali tidak memikirkan bahwa setiap elemen haruslah seirama dengan yang lain.

4. Use two typeface families maximum. OK, maybe three.

Pilih jenis typeface (font/huruf) yang akan digunakan sesuai dengan tujuan presentasi kita. Lalu gunakan hanya dua atau tiga jenis typeface. Saya sendiri malah lebih suka menggunakan satu jenis typeface. Bila butuh variasi, maka saya bisa mengeditnya menjadi bold, italic, atau mempermainkan warna dan besar kecilnya huruf. Typeace yang dipilih pun bisa mempengaruhi mood atau citra dari slide. Misalnya, kita tentu tidak akan menggunakan typeface yang aneh dan ramai bila ingin mencitrakan profesionalisme dalam presentasi kita. Banyak typeface memang sudah memilki citra tertentu (misal: huruf yang kaku, atau lucu, dll), namun ada beberapa typeface yang bersifat “netral”, seperti Helvetica, dan dapat dimanfaatkan dalam banyak macam presentasi.

5. Use the one-two punch!

Dari desain kita, bagian manakah yang kita inginkan dilihat terlebih dahulu oleh audiens? Buatlah penekanan pada bagian itu dengan ukuran yang lebih besar, warna yang berbeda dan menyolok, gambar yang mengesankan, dan cara-cara lain. Setelah itu arahkan pandangan audiens ke bagian lain berdasarkan tingkat kepentingannya. Kalau kita gagal memberikan fokus awal pada audiens, maka desain itu sudah bisa dianggap gagal.

6. Pick colors on purpose.

Anda tentu tahu bahwa warna memiliki makna emosional dan psikologis, dan tiap individu atau kelompok sosial yang berbeda bisa memaknai warna yang sama secara berbeda pula. Jadi jangan pilih warna secara acak dan sembarangan. Cari tahu apa arti warna tertentu bagi audiens Anda. Warna juga bisa digunakan untuk mengatur hierarki elemen-elemen dari presentasi, mana yang ingin Anda tekankan, mana yang ingin Anda samarkan. Manfaatkan warna untuk kekuatan presentasi Anda.

7. If you can do it with less, then do it.

Kalau kita bisa menyampaikan sesuatu secara lebih sederhana, kenapa harus pamer kemampuan dan merumitkan presentasi kita? Orang cerdas adalah orang yang bisa menyampaikan sesuatu yang rumit dengan sederhana sehingga dapat ditangkap banyak orang. Jadilah orang cerdas! Ingat, less is more.

8. Negative space is magical – create it, don’t just fill it up!

Ruang negatif (kadang disebut ruang putih, walaupun warnanya tidak putih) adalah ruang kosong dalam desain kita. Kebiasaan buruk kita dalam membuat presentasi adalah tidak membiarkan ada ruang kosong. Begitu ada ruang kosong, kita akan berusaha memasukkan tambahan foto, clipart, atau hiasan- hiasan lain yang justru merusak desain. Ruang kosong justru perlu diadakan untuk memberi penekanan pada bagian yang penting pada slide kita, sehingga audiens tidak akan kehilangan fokusnya untuk hiasan-hiasan yang tidak memberi nilai tambah pada penyampaian pesan.

9. Treat the type as image, as though it’s just as important.

Aturan yang satu ini memang lebih bisa dimengerti oleh para desainer. Yang dimaksud adalah seringkali kita memasukkan text dalam slide tanpa memperhatikan harmoninya dengan gambar atau desain slide secara keseluruhan. Hal ini menimbulkan teks tampak sebagai elemen terpisah yang mengurangi kekuatan desain secara keseluruhan. Harmoni seluruh elemen dalam presentasi harus dijaga, termasuk teks yang kadangkala harus dianggap sebagai gambar juga.

10. Type is only type when it’s friendly.

Ingat, teks harus bisa dibaca dan dimengerti! Kesalahan umum lain dalam presentasi adalah memilih jenis huruf, ukuran, dan warna yang susah dibaca. Jangan siksa audiens Anda dengan jenis huruf yang terlalu meriah, warna yang tidak kontras dengan latar belakangnya, dan juga ukuran yang terlalu kecil sehingga hanya bisa dilihat oleh audiens dengan menggunakan teropong. Teks harus dapat menyampaikan informasi. Pernyataan terakhir ini mungkin terlalu sederhana, namun seringkali kita abaikan dalam membuat presentasi.

Penghitungan Biaya produksi CD-i Company Profile

Banyak sekali temen-temen yang respon baik melalui email, telp, mapun lewat blog ini. Dan Juga menanyakan penghitungan biaya produksinya.
Waduh, Sebenarnya materi ini rahasia perusahaan, tapi kami terpaksa bahas karena banyak yang bertanya,
Sebagai catatan, bahwa harga – harga tersebut sekedar patokan saja, karena semuanya tergantung peralatan yang dipakai, lokasi dan konsepnya.
Kita mulai coba menghitung :
1. Riset (Research), anda perlu waktu dan biaya untuk transport, browsing, fotocopy, wawancara, print, telepon2 dll. Anggap saja biaya yang dikeluarkan Rp. 500.000,-
2. Konsep (Concept), output berupa Storyline, Struktur Menu dan Time Frame. Selain perlu biaya untuk pembuatan output tersebut , perlu diperhitungkan biaya lain seperti entertain, transport, print, fotocopy, telepon. Anggap saja biaya yang dikeluarkan Rp. 1 juta
3. Pengumpulan Data (Data Resources). Di sini pengeluaran lebih banyak untuk kebutuhan fisik seperti sewa alat, tempat dan operator. Kita coba beberkan lebih rinci lagi:
· Sewa kamera /camcorder, Misal Sony PD 170 Rp. 400.000,- / 24 Jam / kamera
- lampu 2 Red Head / 2 Blonde Rp. 300.000,- / 24 Jam
- Operator Kamera dan Lampu misal 500 ribu / hari. Diperlukan 3 hari untuk Shooting, maka biaya Rp.1,5 Juta
- Foto, Kini dengan foto digital, biaya lebih murah daripada cuci film & affdruk. Anggap saja biayanya Rp.400 ribu
- Audio. Perlu biaya untuk mengupah narator yang bisa membaca naskah dan sewa studio yang kedap suara di Stasiun Radio. Biaya yang diperlukan :
- Sewa studio rekam 1sift = 7 jam pemakain = Rp. 400 Ribu
- Narator = 500 Ribu
- mastering = 400 Ribu
4. Produksi (Production), Di sini anda harus bayar orang yang ahli. Hitungannya biasa Man / Hour. Misal SDM yang dikerjakan ada 3 orang. Masing – masing bekerja 8 jam perhari selama 10 hari. Perjam dihargai Rp.10 rb. Maka biayanya 3 orang X 8 jam X 10 hari X 10 rb = Rp. 2.400.000
7. Biaya Transport : Rp. 300 ribu per hari x 10 hari = Rp. 3 juta
8. Sampai tahap ini Total biaya produksi bersih (point 1 sampai 7) adalah Rp. 12.200.000,-
9. Biaya tidak terduga dan lain – lain seperti keterlambatan, konsumsi, revisi, kesalahan anggap saja 20% dari total nilai produksi adalah 12.200.000 juta X 20% = Rp. 2.440.000,-
10. Sehingga Total biaya produksi (point 1 sampai 9) adalah Rp. 14.640.000,-
11. itu adalah biaya produksi, tapi anda sendiri apa untungnya? Karena anda adalah pimpinan proyeknya, silakan tentukan sendiri keuntungannya, mau 50%, 100% atau lebih.
Misalkan Pimpro / produser pingin ambil keuntungan 50 % Yah biaya pembuatan CD-i ini adalah Rp. 21.960.000,-
Jika ternyata urusan Duplikasi / cetak diserahkan kepada anda. Anggap saja klien anda akan membuat 1000 exp CDi. maka rinciannya sebagai berikut:
· Cetak Separasi Sampul / Cover CD kertas 120gr – Rp. 2 juta.
· Cetak Separasi Stiker / Label CD kertas – Rp.1,5 Juta
· produksi 1000 keping CD (pabrikan-bukan burn) – Rp. 5 juta
· Casing CD / DVD – Rp.1 Juta
· Packaging – Rp 1,5 Juta
Sehingga total produksi Duplikasi CD adalah Rp. 11 Juta. Itu adalah biaya produksinya saja, anda sendiri belum ada untungnya. Seperti biasa, silakan tentukan sendiri keuntungannya.
Akhirnya anda bisa mengetahui keuntungan finansial dalam pembuatan CDi untuk Company Profile.
Sekali lagi Harga ini hanya sebagai patokan, karena tergantung lama produksi, Konsep, Peralatan yang digunakan, dan lokasinya.
Sebagai Informasi Harga Sewa diatas adalah yang berlaku untuk kota Solo. Di Jogja PD 170 kayaknya sewanya juga Sama , Di Jakarta mungkin lebih murah Lagi.
Di Jakarta Persewaan Shoting Equipment Bisa hubungi PT. Elang Perkasa dan masih banyak lagi.
Jogja ada banyak Salahsatunya MMTC, Mixpro untuk Audio.
Solo bisa di Studio-19
Surabaya ada Premier.

Semoga bermanfaat.

Proses Pembuatan CD Interaktif untuk Company Profile

Untuk membuat CD-i Company Profile biasanya bisa dibagi beberapa tahap umum antara lain:
1. Riset (Research)
2. Konsep (Concept)
3. Pengumpulan Data (Data Resources)
4. Pra Produksi & Produksi Mastering (Production)
5. Duplikasi CD
1. Riset (Research)
Terlebih dahulu kami  mengadakan penelitian tentang perusahaan klien.  Riset bisa dengan cara :
· Wawancara dengan karyawan dan direksi
· Wawancara dengan Klien Perusahaan
· Membaca buku & brosur profil perusahaan
· Membuka website perusahaan
· Foto-foto dll.
Yang penting  harus mendapatkan data berupa angka, teks dan gambar. Tentu saja data tersebut bukan yang bersifat rahasia, namun yang bersifat umum. Dengan demikian kami akan mengetahui kondisi sebenarnya dari perusahaan tersebut, sehingga  bisa merasakan dan menjiwai semangat kerja di perusahaan tersebut. Untuk melakukan riset memerlukan waktu kurang lebih 1 minggu.
2. Konsep
Setelah tim kerja kami mempunyai bayangan umum terhadap perusahaan tersebut, kini sudah cukup mempunyai bekal pertanyaan untuk sang klien. Tahap ini lebih banyak bertukar pikiran antara perusahaan / klien dan tim kerja kami sebagai pembuat CD-i. Pembuatan CD-i harus mengerti teknis dan detail pengerjaan CD-i agar keinginan klien bisa terpenuhi. Yang lebih penting keinginan klien bisa ditampung pihak pembuat CD-i. Namun tidak selalu keinginan klien kita terima 100%, akan lebih baik jika pihak pembuat CD-i bisa memberikan masukan berupa ide cerita, audio visual yang kreatif dll.
Setelah berdiskusi panjang lebar, pihak kami sebagai pembuat CD-i bisa segera membuat skenario (berupa struktur CD-ini dan storyboard), sekaligus menghitung harga pembuatan proyek CD-i ini.

a. Struktur Menu

Struktur menu CD-i lebih mirip flow chart. Interface terdiri dari tombol, teks, gambar, suara dll, agar pengguna bisa menggunakan CD-i dengan mudah, komunikatif dan menyenangkan. Dari Struktur menu ini bisa terlihat seberapa rumit proyek CD-i tersebut.

b. Storyline
Storyline lebih mirip cerita pendek. Storyline dibuat jika ada pembuatan video profile dalam CD-i. Oleh karena itu perlu ide cerita yang kreatif, konsep visual yang menarik, teks yang informatif, komunikatif, sehingga menjadi Skenario yang berkesan bagi yang menyaksikannya.
Proses pembuatan Video Profile adalah tahap yang paling rumit, biaya produksi tertinggi ada di tahap ini. Kadangkala atas permintaan klien kami juga membuat  versi VCD / Video CD nya selain CD-i agar bisa dijalankan di CD/DVD Player rumahan tanpa harus selalu menggunakan komputer
c. Time Frame / Schedule
Time Frame / Schedule dibuat agar proyek cd-i terjadwal dan tepat waktu.
Setelah bulak-balik meeting, akhirnya Skenario berupa Sruktur CD-i dan Storyboard selesai di buat dengan matang. Sebaiknya skenario ini disepakati kedua pihak, karena jika ada perubahan fundamental, bisa-bisa a harus mengulang dari awal dan kerja 2 kali, repot kan?
Tahap pembuatan konsep ini bisa memerlukan waktu cukup lama, karena harus sering disharingkan, diskusi, mengatur janji, bertemu orang baru, presentasi, jalan-jalan, ngobrol ngalor-ngidul, basa-basi, menunggu dll.
Berdasarkan skenario (Storyline, Struktur menu dan Time Frame)  sudah bisa membayangkan kerumitan proyek tersebut, sehingga bisa dibuat kepastian tentang harga (jumlah dan termin pembayaran) dan kesepakatan kerja (surat perjanjian kerjasama / SPK). It’s time for Business!
3. Pengumpulan Data / Data Resources
Setelah skenario disepakati, tahap berikutnya adalah mengumpulkan data sesuai skenario. Proyek pembuatan CD-i memerlukan banyak format data yang bisa di manfaatkan. Data bisa mengambil dari dokumentasi / stockshot yang sudah ada, Internet, CD Library atau mengambil data baru. Di sini kita hanya membicarakan pengambilan data baru, karena hal ini perlu beberapa trik.
a. Video.
Proses pengambilan video (video shoot) untuk Profil Perusahaan tidak semudah seperti shooting acara pernikahan, ulang tahun atau acara keluarga. Anda terikat kepada skenario yang disiapkan sebelumnya.
Video berisi antara lain tentang :
· Exterior / Bangunan Kantor dan suasana sekitar kantor
· Aktifitas di Front Office / Meja penerima tamu
· Interior / Ruang – Ruang penting
· Suasana kerja
· presentasi & rapat
· Kunjungan atau Tamu
- Produk unggulan yang telah dibuat
· Proses Pembuatan / Produksi
- Aset / Inventaris Kantor
· Suasana Pameran, Seminar dan Event – Event lain
· Kesepakatan kerjasama & penghargaan
· Acara khusus kantor (Rekreasi, Kunjungan, Olah raga dll)
· Wawancara Direktur dll.
Peralatan yang dibutuhkan:
· Kamera . Kami biasanya  menggunakan 2 Kamera Video, agar  dapat menshoot sebuah adegan sekaligus dari berbagai  sudut pandang.
· Lampu (Lighting). Penerangan yang ada dalam ruang biasanya kurang baik jika dishoot dengan Kamera Digital, oleh karena itu diperlukan tambahan cahaya dari lampu. Minimal menggunakan 2 buah Lampu 1000 watt agar video hasil shooting terlihat jelas tanpa ada bintik –bintik (noise).
·  Reflektor dan Softbox agar cahaya lebih merata dan bayangan lebih lembut
· Tripod. Untuk menstabilkan gambar.
b. Audio.
Biasanya audio berisi tentang:
· Sambutan Pimpinan & Karyawan
· Kesaksian dan kepuasan dari Pelanggan Perusahaan
· Script skenario yang dibacakan Narator di Studio rekaman
· Musik background, biasa menggunakan musik instrumental.
· Sound Effects untuk transisi gambar, animasi.
Peralatan yang dibutuhkan:
· Mikrofon. Gunakan mikrofon khusus yang biasa digunakan di stasiun Radio agar suaranya jernih dan tidak banyak noise.
· Komputer / Laptop. Untuk menyimpan hasil rekaman saat pimpinan sedang rekaman suara (take voice) di meja kantornya
· Studio Kedap Suara. Untuk suara narator bisa rekaman di studio kedap suara agar tidak ada suara lain yang masuk seperti klakson mobil atau tukang baso lewat.
c.Foto.
Sama seperti proses pengambilan video (video shoot), pengambilan foto waktunya bisa berbarengan saat video shooting. Pengambilan gambarnyapun sama seperti video shooting. Namun ada gambar khusus yang sebaiknya difoto antara lain:
· Logo perusahaan, Billboard, Papan nama, Sign System dll
· Alat-alat untuk promosi (Promotion tool) seperti brosur, kartu nama, amplop, kop surat, majalah, map, tas, kalender, spanduk, banner, kaos, topi dll.
· Foto jajaran Staf dan Direksi
· Alat-alat kantor
· Foto pimpinan dan komisaris dengan background khusus
· Aset / Inventaris Kantor
· Adegan khusus seperti jabat tangan, penyerahan penghargaan
· Produk / karya unggulan.
· Prestasi: Vandel, Piagam, Piala Plakat, Sertifikasi dll
Peralatan yang dibutuhkan:
· Foto Digital. Makin tinggi Resolusi (megapixel) maka makin baik hasilnya.  Foto digital yang mempunyai ISO tinggi misal 1000 atau lebih agar tidak banyak noise pada ruangan dengan cahaya kurang.
d.Teks
Biasanya kami meminta data berupa teks yang ada di brosur, company profile, internet, struktur organisasi perusahaan tersebut. Biasanya perusahaan mempunyai data teks dengan format:
· Microsoft Word (*.doc)
· Microsoft Powerpoint (*.ppt)
· Acrobat (*.pdf)
· Web (*.html)
Bila data teks berupa hard copy / media kertas, kami terpaksa ketik ulang atau menggunakan Software OCR (Optical Character Recognition) seperti OmniPage, Recognita, Textbridge dll. (dua kali kerja kan?)
4. Pra produksi & Produksi / Mastering
Kini saatnya mengolah data – data  menjadi karya multimedia.  Seabreg data yang sudah di miliki, masih mentah dan belum terorganisasi dengan rapi. Langkah selanjutnya:
a. Tahap Persiapan Produksi / Pra Produksi
1. Konversi data: Tahap ini lebih mengandalkan kemampuan hardware daripada brainware . Pekerjaan ini relatif tidak memerlukan pengetahuan software dan kreatif yang tinggi, oleh karena itu lebih cocok dikerjakan operator saja. Data yang harus dikonversi berupa
· Video , karena masih dalam bentuk Video kaset DV. Oleh karena itu video harus dipotong-potong menjadi file-file pendek berdasarkan adegan.
· Gambar / Image yang masih dalam bentuk cetakan, foto postcard, print harus diubah menjadi format digital menggunakan Scanner atau Foto Digital.
· Audio (Musik, Voice, Effects) yang masih dalam media CD audio atau kaset harus di capture ke format *.wav
· Teks yang masih dalam media kertas, harus di ketik ulang atau menggunakan bantuan OCR (Optical Character Recognition) agar bisa dibuka di Software pengolah kata
2. Memilih data: Kini saatnya menggunakan panca indra  untuk bisa memilih gambar / video / suara dengan kualitas dan adegan terbaik. Data yang kurang baik sebaiknya dipisahkan ke folder yang berbeda.
3. Memilah data: Setelah data disaring, kini data  yang jumlahnya mungkin ratusan, dikelompokkan sesuai adegan skenario storyline dan struktur menu, sehingga tidak bingung mencari data dengan adegan yang ada dalam skenario.
4. Menyempurnakan data: Di data gambar mungkin ada warna yang pudar, gelap, kotor, gambar terpotong dll. Sehingga perlu retouching gambar menggunakan Adobe Photoshop, gambar – gambar tersebut bisa diperbaiki dan dibuat pula seleksinya. Begitu pula dengan video dan audio, data tersebut harus dibersihkan dari noise yang mengganggu.
Sampai tahap ini saja, sudah terbayang bagaimana rumitnya membuat CD interaktif untuk company Profile bukan? Masih sanggup untuk melanjutkan ke tahap berikutnya?
b. Produksi
Kini saatnya mengolah data – data yang sudah dimatangkan di tahap pra produksi. Di sini kemampuan software, brainware dan sense of art  digabungkan agar menjadi karya yang artistik. Diperlukan SDM antara lain:
· Graphics Designer: untuk membuat tampilan interface, photo retouch, background, logo, layout, ilustrasi, tombol dll
· 2D & 3D Animator: Untuk membuat opening dan bumper pada video profile, Banner, Animasi background
· Video Editor: menggabungkan video, audio dan gambar menjadi sebuah video yang artistik dan final.
· Audio Editor: Membuat musik sederhana atau membuat efek suara khusus.
· Director / Flash Programmer: Menterjemahkan struktur menu yang sudah dipersiapkan menjadi sebuah software multimedia interaktif.
Tahap ini mungkin akan melibatkan banyak orang yang jago komputer dan desain. Masalahnya setiap orang mempunyai gaya, sense of art dan kebiasaan yang berbeda. Sebagai pimpinan produksi / creative director, Kami harus mampu menyamakan persepsi tentang gaya dan penjiwaan dalam proyek tersebut.
5. Presentasi & Revisi

Setelah Karya Multimedia bisa dianggap selesai, Kami presentasikan di hadapan klien. Pasti ada kekurangannya, oleh karena itu masih ada revisi pada presentasi selanjutnya. Setelah beberapa kali presentasi dan revisi, dan di ACC baru di produksi masal.
6. Duplikasi CD
Setelah disetujui /ACC klien dan tidak ada bug / error, kini saatnya memproduksi CD secara masal.
Berikut ini adalah komponen dalam tahap publikasi:
· Sampul / Cover CD dicetak di kertas tebal secara separasi
· Stiker / Label CD, cetak separasi di media kertas stiker atau langsung pada CD
· Keping CD,
· Casing CD yang dijual umum di pasaran
· Packaging / Pengemasan, berupa lipat kertas, menempelkan stiker ke keping CD, memasukkan Cover CD ke Casing.

Semoga bermanfaaf Salam SMART!!!